BUSINESS MODEL CANVAS
BUSINESS MODEL CANVAS
A.
Business
Model
Menurut
Alexander Osterwalder, Business Model adalah gambaran dasar bagaimana sebuah
organisasi membuat, men-deliver dan menangkap value yang ada. Business Model
bersifat seperti blueprint untuk strategi yang akan diimplementasikan ke
seluruh organisasi, proses dan sistem. Semua pelaku bisnis harus memiliki
pemahaman yang sama terhadap Business Model sehingga diperlukan sebuah konsep
yang dapat memberikan satu gambaran standar.
B.
Business
Model Canvas (BMC)
Business
Model Canvas ( BMC)ialah suatu kerangka kerja yang membahas model bisnis dengan
disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, agar dapat dimengerti dan
dipahami dengan mudah. Model ini digunakan untuk menjelaskan,
memvisualisasikan, menilai, dan mengubah suatu model bisnis, agar mampu
menghasilkan kinerja yang lebih optimal.
BMC
dapat digunakan untuk semua lini bisnis tanpa terbatas sektor usahanya. BMC
sangat membantu untuk mempercepat proses analisis kekuatan dan kekurangan
bisnis. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan, maka analisis kebutuhan dan
profit dapat dilakukan dengan cepat.
C.
9
Building Blocks
Konsep ini
harus simple, relevan dan mudah dipahami secara intuitif. Konsep inilah yang
diberi nama 9 Building Blocks. Konsep ini sendiri telah diaplikasikan dan diuji
coba di seluruh dunia dan telah digunakan di beberapa organisasi, seperti IBM,
Ericsson, Deloitte, the Public Works and Government Services of Canada dan
banyak lagi.
9 Building
Block adalah konsep yang dapat mendeskripsikan dan menunjukkan logika bagaimana
sebuah perusahaan menghasilkan pendapatan (make money). 9 Building Block
mencakup empat area utama dalam bisnis, yaitu Customers, Offer, Infrastructure
dan Financial Viability. Konsep ini dapat menjadi satu bahasa bersama yang
memudahkan kita untuk mendeskripsikan dan memanipulasi Business Model untuk
membuat strategi baru. 9 Elemen dalam 9 Building Blocks adalah:
1. Customer
Segments (CS)
Customer
Segments menunjukkan sekelompok orang atau organisasi berbeda, yang ingin
digapai atau dilayani perusahaan. Customer adalah inti dari semua Business
Model. Tanpa (profitable) customer, perusahaan tidak akan mampu bertahan lama.
Untuk lebih memuaskan customer, perusahaan perlu mengelompokkan mereka ke dalam
segmen yang berbeda berdasarkan kebutuhan, behaviour atau atribut yang lain.
Perusahaan harus mendefinisikan dengan jelas, mana segmen customer yang perlu
dilayani, mana yang perlu dihindari.Kelompok Customer merepresentasikan segmen
yang berbeda jika:
·
Mereka
membutuhkan penawaran yang berbeda.
·
Mereka
dapat digapai melalui Distribution Channel yang berbeda.
·
Mereka
memerlukan jenis relationship yang berbeda.
·
Mereka
memiliki profitabilitas yang berbeda.
·
Mereka
mau membayar aspek yang berbeda dari sebuah penawaran.
·
Beberapa
contoh segmen customer yang berbeda adalah mass market, niche market,
segmented, diversified, multi-sided platforms.
2. Value
Propositions (VP)
Value
Proposition mendeskripsikan sejumlah produk atau layanan yang memberikan nilai
(value) untuk segmen customer yang spesifik. Value Proposition adalah alasan
mengapa customer berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Value
Proposition memecahkan permasalahan customer atau memenuhi kebutuhannya. Value
Proposition dapat bersifat inovatif serta merepresentasikan penawaran yang baru
dan disruptive, atau bersifat sama atau sejenis dengan yang sudah ada namun
dengan beberapa tambahan fitur atau atribut.Value yang diberikan perusahaan
contohnya adalah newness, performance, customization, “getting the job done”,
design, brand/status, price, cost reduction, risk reduction, accessibility,
convenience/usability.
3. Channels
(CH)
Channels
mendeskripsikan bagaimana perusahaan berkomunikasi dan menggapai segmen
customer mereka untuk men-deliver Value Proposition. Komunikasi, distribusi dan
penjualan merupakan interface antara perusahaan dan pelanggan. Channels adalah
customer touch point yang memainkan peran penting dalam customer experience.Channels
memiliki beberapa fungsi, yaitu:
·
Meningkatkan
awareness dari customer terhadap produk atau jasa perusahaan.
·
Membantu
customer untuk mengevaluasi Value Proposition dari perusahaan.
·
Memudahkan
customer untuk membeli produk atau jasa.
·
Men-deliver
Value Proposition kepada customer.
·
Menyediakan
dukungan pelanggan (after-sales).
Channels
dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu Direct (tenaga penjual/sales, website,
toko pribadi) dan Indirect (partner stores, wholesaler).Channels dapat dibedakan
menjadi 5 fase, yaitu Awareness, Evaluation, Purchase, Delivery, After Sales.
4. Customer Relationship (CR)
Customer
Relationship mendeskripsikan jenis relasi yang dibangun perusahaan dengan
pelanggan. Perusahaan harus menentukan jenis relasi dengan pelanggan, apakah
personal atau automated. Relasi yang dipilih akan sangat menentukan bagaimana
customer experience yang akan dihasilkan.Contoh dari Customer Relationship
adalah personal assistance, dedicated personal assistance, self-service, automated
service, communities, co-creation.
5. Revenue
Streams
Revenue
Streams merepresentasikan cash yang di-generate dari tiap Customer Segment
(biaya harus dikurangi dari pendapatan/revenue untuk mendapatkan nilai
keuntungan). Perusahaan harus mengetahui value apa yang membuat Customer
Segment mau membayar. Tiap-tiap Revenue Stream dapat memiliki mekanisme pricing
yang berbeda, seperti fixed list, tawar-menawar, lelang, market-dependent,
volume-dependent dan yield management.
6. Key
Resources
Key
Resources mendeskripsikan aset atau sumber daya yang sangat penting (aset
kunci) yang diperlukan untuk membuat sebuah Business Model berjalan. Sumber
daya ini memungkinkan perusahaan untuk membuat dan menawarkan Value
Proposition, menggapai pasar, me-maintain hubungan dengan Customer Segments dan
mendapatkan revenue. Tiap-tiap Business Model akan memerlukan Key Resources
yang berbeda. Key Resources dapat berbentuk fisikal, finansial, intelektual
atau manusia. Key Resources dapat dimiliki atau disewa oleh perusahaan atau
didapatkan dari partner.
7. Key
Activities
Key
Activities mendeskripsikan hal-hal
penting (aktivitas) yang harus dilakukan perusahaan agar Business Model-nya berjalan. Key Activities
dapat dikategorikan menjadi Production, Problem Solving dan Platform/Network.Contoh
dari Key Activities adalah perusahaan konsultan memiliki problem solving
sebagai Key Activities-nya. Untuk manufaktur, supply chain management adalah
salah satu Key Activities-nya.
8. Key
Partnerships
Key
Partnership mendeskripsikan jaringan supplier atau partner yang membuat sebuah
Business Model berjalan. Perusahaan membentuk relasi dengan partner untuk banyak
alasan sehingga partnership menjadi hal yang sangat penting bagi banyak
Business Model. Perusahaan membentuk aliansi untuk mengoptimalkan Business
Model-nya, mengurangi resiko atau mendapatkan sumber daya tertentu.
9. Cost
Structure
Cost
Structure mendeskripsikan semua biaya yang muncul untuk menjalankan sebuah
Business Model. Biaya akan muncul ketika perusahaan membuat dan men-deliver
value, me-maintain Customer Relationship dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut
akan mudah diidentifikasi setelah mendefinisikan Key Resources, Key Activities
dan Key Partnership.Secara garis besar, perusahaan dapat memilih apakah ingin
menjadi cost-driven (mengutamakan penekanan biaya) atau value-driven
(mengutamakan keunggulan produk). Cost Structure dapat memiliki beberapa
karakteristik, seperti fixed cost, variable cost, economies of scale, economies
of scope.
WILDA
YATI
Komentar
Posting Komentar